SEKILAS INFO
  • 9 bulan yang lalu / “Obatilah orang-orang sakit kalian dengan bersedekah.”
WAKTU :

Sejarah

Sejarah Dakwah di Elnusa dan Berdirinya YBHE

 

Hal yang sangat vital dalam percaturan bisnis dewasa ini adalah kredibilitas dan kejujuran. Di banyak negara maju integritas dan kejujuran menjadi syarat utama dan pertama dalam memilih dan mengembangkan SDM, sehingga suatu perusahaan mampu eksis di tengah tantangan persaingan. Tentu ada persyaratan lain, yaitu kapabilitas yang mumpuni. Integritas dan kejujuran hanya bisa dicapai dengan kembali kepada peran agama. Inilah yang disadari oleh para pendiri Badan Dakwah Islam (BDI) Elnusa, yang sekarang bernama Yayasan Baitul Hikmah Elnusa (YBHE).

Sejarah kegiatan keagamaan di lingkungan Elnusa dimulai pada awal periode kepemimpinan Ir. Trisula selaku Direktur Elnusa. Ketika itu, setiap tanggal 17 Agustus, Elnusa mengadakan upacara bendera. Melengkapi acara tersebut Ketua Departemen Personalia, Drs. Darwis Siregar –Allahu yarhamhu- meminta Ir. Hoesein Machalli memimpin pembacaan doa. Terpikir untuk mengadakan kegiatan memperingati hari besar Islam (PHBI), M. Syukri, Darwis Siregar dan Hoesein Machalli mengutarakan rencananya ke Pjs. Direktur, Bapak Gunarno ketika itu, karena Direktur sedang berada di Arab Saudi. Alhamdulillah rencana itu mendapat dukungan.

Tidak cukup dengan PHBI, kegiatan pengajian rutin setiap hari Rabu dua pekan sekali pun diadakan. Kegiatan-kegiatan dilaksanakan di koridor-koridor lantai II, lantai IV yang belum selesai, dengan digunakannya ruangan di lantai atas, maka basement yang semula untuk parkir dirubah menjadi ruang-ruang kerja. Kegiatan kemudian banyak dilakukan di sini, yang kemudian dikenal sebagai Ruang Serba Guna (RSG). Pada awal-awal pengajian, masalah khilafiyah masih menjadi perdebatan, sehingga dimulai penataan tema dan pola ceramah yang lebih menitik berat kan pada persatuan Islam –ukhuwah islamiyah-.

Kegiatan terus dikembangkan, kali ini kajian rutin tafsir Al-Qur’an, sebagai nara sumber adalah Ust. H. Nadjamuddin. Dinamika dakwah dan kegiatan Islam di perusahaan Elnusa bukan tanpa hambatan, ada saja upaya untuk melarang kegiatan Islam, karena alasan tidak sejalan dengan kebijakan Pemerintah orba ketika itu, dan membahayakan eksistensi Perusahaan. Dianggap akan mengancam kehidupan karyawan beserta sekian ribu keluarganya, kalau sampai kegiatan itu dapat mengakibatkan dibekukannya Perusahaan. Kegiatan pun diawasi. Menghadapi kendala itu bukan berarti dakwah di Elnusa surut, justru menjadi tantangan, sehingga Darwis Siregar, M. Syukri, Hoesein Machalli menemui Ketua BDI atau Ketua ROHIS KORPRI Pertamina, Bpk Zuniar Rani, di Kantor Pertafiniki,  memohon agar Elnusa diperintahkan untuk membuat BDI atau ROHIS KORPRI. Permohonan disetujui. Hoesein Machalli diamanahi sebagai penghubung antara Pertamina dan Elnusa, selanjutnya berpindah ke Suharsono Adnan yang waktu itu sebagai Mgr. Umum.

Sebenarnya ada ide menjadikan mushalla, yang juga menjadi ruang serba guna menjadi masjid. Karena masjid akan lebih berfungsi strategis lagi, terutama untuk pelaksanaan shalat Jum’at. Namun karena ada masjid di dekat kantor Elnusa, di S. Parman, rencana itu tidak dilanjutkan, justru dari dana yang terkumpul diserahkan untuk merenovasi total dan meluruskan arah kiblat masjid Baitul Hikmah Gelong, Tomang.

Dengan berpindahnya Kantor Elnusa ke Cilandak (TB Simatupang), ide pendirian masjid diteruskan oleh Direktur Utama baru, Bapak Aswad Dipo. Berdasarkan SK  Dirutt PT. Elnusa No. 162/EN/KPTS/1000/97 tanggal 17 November 1997 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Masjid Elnusa Cilandak dengan susunan sebagai berikut:

Pelindung : Aswad Dipo
Penasehat : Gunarno, Toto Susanto, Duliar Abdullah
Ketua : Suharsono Adnan
Wakil : KetuaDodie Hidayat
Bendahara : M. Natsir
Pengawas : KonstruksiHendar Asmara
Secretariat : Hafid Mulyadi
Pengumpul Dana : Hoesein E. Machalli, Muchtar Hadi

Sebelum masjid di Cilandak jadi, pelaksanaan ibadah, shalat Jum’at dan kegiatan-kegiatan keislaman dilaksanakan di lantai 2, dengan selesainya lantai dasar dan mulai diteruskan nya pengerjaan lantai 2, maka kegiatan dilakukan di Ruang Serba Guna (sekarang Ruang Udaya).

Soft opening Masjid dilakukan pada bulan September tahun 1998. Semenjak itu shalat Jum’at pindah ke Masjid. Ada beberapa usulan nama Masjid, tetapi akhirnya melalui suatu enquette di tetapkan nama Baitul Hikmah, mengambil nama masjid yang ditinggalkan di Tomang.

Sosialisasi keberadaan masjid Baitul Hikmah kepada masyarakat sekitar masjid dilakukan H. Abdurrahman Agus, bahwa meskipun dibangun oleh Elnusa, Masjid adalah Baitullah dan bukan hanya untuk orang-orang Elnusa saja, masyarakat berhak dan sekaligus ikut bertanggung jawab atas kemakmuran Masjid.

Kegiatan terus berkembang, dirintis lah Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) kerja sama dengan Bapak dan ibu Hata dengan jumlah murid 30 anak ketika itu. Kegiatan pengajian ibu-ibu lingkungan masjid juga mulai dirintis, pelaksanaannya setiap hari Sabtu siang. Yang terlupakan adalah kajian muslimah karyawan Elnusa, yang sebelum pindah ke Cilandak, diadakan setiap hari Jum’at, waktunya ketika karyawan muslim pada shalat Jum’at, dilaksanakan di ruang serba guna ketika itu. Nah ketika pindah di Cilindak tidak berkelanjutan, karena ruang serba guna atau Udaya terlebih dahulu dipakai umat lain.

Guna menghindarkan dari pengaruh langsung bisnis Elnusa, maka masjid harus dipisahkan, sehingga dibentuklah satu Yayasan, yaitu Yayasan Baitul Hikmah. Karena keterlambatan pengurusan ke Depkumham, di mana nama Baitul Hikmah sudah digunakan pihak lain, Pertamina, sehingga Yayasan ini menggunakan nama Baitul Hikmah Elnusa.

Ada dualisme: BDI dan (Direktorat Masjid) Yayasan. Surat Ka. BDI Elnusa, No 023/BDI/EN/XI/1998, tgl 19 November 1998, perihal Struktur Organisasi BDI PT. Elnusa:

Pembina : Bpk Aswad Dipo, Bpk Sofyan Rais
Penasehat : Bpk Suharsono Adnan / Bpk Duliar Abdullah / Bpk Bachtiar I. / Bpk Hoesein M, / Bpk Bambang W.
Ketua : Bpk M. Ramli Umar
Wakil : Bpk M. Ramli Umar
Bendahara : Sdri Julia R. Herawan
Sekretaris : Sdri Zurbaidah
Seksi Dakwah : Sdri Sulia Manoppo / Sdr A. Rahman A. Sdr Azriwardi
Seksi Pendidikan : Sdr. Johan Ramadan / Sdr Rakhbudin.
Seksi Baitul Mal : Sdr Amsar S. / Sdr Arfanie M / Sdr Yusrizal
Seksi Sosial : Sdr Tugiarto / Sdr Nana Nurana / Sdri Romlah H / Sdri Tanti K
Seksi Humas : Sdri Kenita D / Sdr Imam Sahbudin

 

SK DIR Elnusa Tbk No.110/EN/KPTS/1000/99 Tanggal 2 November1999 tentang Pembentukan struktur Organisasi Kepengurusan BDI & Masjid Baitul Hikmah.

Susunan Pengurusan BDI & Masjid Baitul Hikmah

KH Ali Yafie : Penasehat
KH Kosim Nurseha : Penasehat
KH Toto Tasmara : Penasehat
Gunarno : Penasehat
Toto Susanto : Penasehat
Duliar Abdullah : Penasehat
Aswad Dipo : Ketua
Suharsono Adnan : Wakil Ketua
Dodie Hidajat : Sekretaris
Bachtiar Iskandar : Bendahara
Budi Lesmana : Ketua Bidang Pemeliharaan & Sarana
Muhammad Zakie : Ketua Bidang Sosial & Kemasyarakatan
Hoesein E. Machalli : Ketua Bidang Dakwah & Ibadah
Nur Witjaksono : Ketua Bidang Usaha & ZIS
Mudrika Sazet : Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan

 

Dalam pelaksanaannya, YBHE berperan mewakili BDI Elnusa, dalam hal pembinaan keagamaan dan kegiatan sosial atau comdev Elnusa.

Berdasarkan akte notaris Drs Soegeng Santoso, SH, Notaris PPAT; SK MenKeh RI No. C 72 HT.0302 – Th 1998 Tgl. 5 Mei 1999 dan SK MenNeg Agraria/Ka BPPN No. 6 – XI – 1999 tgl 11 Pebruari 1999, nama-nama berikut sebagai Pendiri YBHE.:

  1. HOESEIN E. MACHALLI
  2. DODIE HIDAJAT
  3. MUDRIKA SAZET
  4. DULIAR ABDULLAH
  5. BACHTIAR ISKANDAR
  6. MUHAMMAD ZAKIE
  7. BUDI LESMANA

Guna mengurangi kesulitan dalam pengambilan keputusan di kemudian hari, maka Pendiri dinaikkan jumlahnya menjadi 13 orang, dengan memasukkan nama-nama sebagai berikut:

  1. GUNARNO
  2. TOTO SUSANTO
  3. ABDUL RAHMAN AGUS
  4. BAMBANG SUDARYANTO
  5. ASWAD DIPO
  6. SUHARSONO ADNAN

Pada tahun 2000 atau memasuki millennium, YBHE diperkuat oleh beberapa mahasiswa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab, Cabang Riyadh di Indonesia), adalah Ulis Tofa, Endang Rukmana, dan M. Lazim Kurdi yang membantu mengelola kegiatan-kegiatan kajian Islam. Kajian-kajian Islam mulai terstruktur sesuai kebutuhan karyawan dan jamaah dan mengikuti perkembangan kekinian (kontemporer). Disusunlah paket kajian Rabuan (Kajian Kontemporer) satu tahun dengan tema tertentu dan narasumber yang kompeten di bidang tersebut.

Yang fenomenal adalah kegiatan i’tikaf. Semenjak tahun 2000 Masjid Baitul Hikmah Elnusa mengadakan praktek ibadah i’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan secara full, artinya peserta i’tikaf menginap di masjid. Tercatat ketika itu, ratusan peserta mengikuti kegiatan ini, padahal boleh dibilang i’tikaf pada waktu itu masih belum banyak dilaksanakan seperti sekarang ini.

Subhanallah, dengan kegiatan i’tikaf ini, keberadaan masjid Baitul Hikmah Elnusa semakin dikenal di wilayah Jabodetabek. Sampai saat ini, i’tikaf sudah angkatan yang ke 10, dengan peserta yang terus berkembang, dan sebagian besar peserta tetap. Tercatat 400 orang beri’tikaf di masjid Baitul Hikmah Elnusa, setiap tahunnya.

 

Dengan berkembangnya kegiatan dan program YBHE. dan dalam upaya kaderisasi pengurus dan karyawan, maka SDM karyawan YBHE pun bertambah. Sekarang ini YBHE memiliki 17 (tujuh belas) SDM dedicated, termasuk guru-guru TPA yang  siap melayani kebutuhan jamaah dan karyawan yang melaksanakan ibadah di masjid Baitul Hikmah Elnusa, insya Allah.

Maksud dan Tujuan Yayasan Baitul Hikmah Elnusa (YBHE)

  1. Membangun pusat kegiatan pembinaan ummat melalui pendidikan dakwah Islamiyah yang berkualitas dan mandiri serta berkarakter Rahmatan Lil Alamin.
  2. Meningkatkan pengetahuan ke-Islam-an dan kecerdasan ummat
  3. Memberdayakan kemampuan ekonomi / sosial ummat
  4. Mengupayakan melalui dakwah agar ummat secara sadar melaksanakan syariat Islam seutuhnya.
  5. Kegiatan Yayasan berorientasi pada kegiatan nirlaba

 Harapan Pendiri YBHE

  1. Menjadikan Masjid Baitul Hikmah sebagai Islamic Center yang mampu menyampaikan syi’ar Islam.
  2. Yayasan berperan dalam pembinaan moralitas karyawan ELNUSA Group, sehingga menjadi karyawan-karyawan yang unggul dan berdedikasi.
  3. Yayasan berperan dalam pengembangan akhlak calon-calon Pemimpin Perusahaan yang cakap dalam menjalankan bisnis dan dapat menegakkan ajaran-ajaran Islam.
  4. Mengkoordinasikan dan bekerjasama dengan BDI-BDI yang ada di lingkup ELNUSA Group.
  5. Penghimpunan dana tetap sebagai pendukung operasi dan pengembangan Yayasan ke depan.
  6. Melibatkan Pengurus yang mampu mewakili nilai-nilai yang dimiliki Yayasan, sekaligus memiliki tingkat kecakapan / intelektualitas.
  7. Masjid digunakan sebagai pengembangan Islam dan kepentingan ummat, bukan hanya mewakili satu kepentingan atau golongan tertentu saja.
  8. Pengelolaan Yayasan secara bersih, profesional, dan mandiri.